Kenapa Iran Benci Amerika? Sejarah & Alasan Lengkap
Guys, pernah gak sih kalian bertanya-tanya, kenapa ya Iran kayaknya benci banget sama Amerika? Kayak ada dendam kesumat gitu. Nah, kali ini kita bakal bahas tuntas sejarah dan alasan lengkap kenapa Iran bisa sampai sebenci itu sama Amerika. Siap-siap ya, ini bakal jadi perjalanan panjang dan penuh intrik!
Akar Permusuhan: Kudeta 1953 dan Dukungan AS ke Shah
Sejarah kelam hubungan Iran dan Amerika Serikat dimulai pada tahun 1953. Saat itu, Perdana Menteri Iran, Mohammad Mosaddegh, yang terpilih secara demokratis, digulingkan dalam sebuah kudeta yang diotaki oleh CIA (Badan Intelijen Pusat AS) dan MI6 (Badan Intelijen Inggris). Mosaddegh dianggap sebagai ancaman karena kebijakannya yang ingin menasionalisasi industri minyak Iran, yang sebelumnya dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing. Amerika Serikat dan Inggris khawatir kehilangan kendali atas sumber daya minyak yang sangat penting itu.
Kudeta ini dikenal sebagai Operasi Ajax. Setelah Mosaddegh digulingkan, Shah Mohammad Reza Pahlavi, yang merupakan seorang monarki yang pro-Barat, kembali berkuasa dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat. Shah kemudian memerintah Iran dengan tangan besi selama lebih dari dua dekade. Meskipun terjadi modernisasi dan pertumbuhan ekonomi, pemerintahannya ditandai dengan korupsi, ketidaksetaraan, dan penindasan terhadap perbedaan pendapat politik. Banyak rakyat Iran yang merasa tidak puas dengan pemerintahan Shah yang dianggap sebagai boneka Amerika Serikat.
Dukungan AS terhadap Shah inilah yang menjadi salah satu akar utama kebencian Iran terhadap Amerika Serikat. Bagi banyak rakyat Iran, Amerika Serikat dianggap bertanggung jawab atas penderitaan mereka di bawah pemerintahan Shah yang otoriter. Mereka melihat Amerika Serikat sebagai kekuatan imperialis yang hanya peduli pada kepentingan minyak dan strategisnya sendiri, tanpa menghiraukan kesejahteraan rakyat Iran.
Selain itu, dukungan Amerika Serikat terhadap Shah juga dilihat sebagai penghinaan terhadap kedaulatan Iran. Rakyat Iran merasa bahwa negara mereka diperlakukan sebagai wilayah jajahan yang bisa diatur-atur oleh kekuatan asing. Hal ini memicu sentimen nasionalisme yang kuat dan keinginan untuk membebaskan diri dari pengaruh asing.
Revolusi Islam 1979: Titik Balik Hubungan Iran-AS
Revolusi Islam tahun 1979 merupakan titik balik dalam hubungan Iran dan Amerika Serikat. Revolusi ini menggulingkan Shah Mohammad Reza Pahlavi dan menggantinya dengan Republik Islam yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini. Khomeini adalah seorang ulama Syiah yang sangat anti-Barat dan anti-Amerika Serikat. Ia melihat Amerika Serikat sebagai Setan Besar yang bertanggung jawab atas segala macam keburukan di dunia.
Revolusi Islam mengubah segalanya. Setelah revolusi, hubungan Iran dan Amerika Serikat langsung memburuk drastis. Pemerintah baru Iran menolak segala bentuk kerja sama dengan Amerika Serikat dan mengutuk kebijakan-kebijakan AS di Timur Tengah. Khomeini menyerukan kepada seluruh umat Muslim di dunia untuk bersatu melawan Amerika Serikat dan Israel.
Salah satu peristiwa yang paling memperburuk hubungan Iran dan Amerika Serikat adalah krisis sandera Iran. Pada tanggal 4 November 1979, sekelompok mahasiswa Iran menyerbu Kedutaan Besar Amerika Serikat di Teheran dan menyandera 52 diplomat Amerika selama 444 hari. Krisis sandera ini memicu kemarahan publik Amerika Serikat dan menyebabkan Presiden Jimmy Carter memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.
Krisis sandera ini menjadi simbol permusuhan antara Iran dan Amerika Serikat. Bagi rakyat Iran, penyanderaan diplomat Amerika adalah tindakan perlawanan terhadap imperialisme Amerika. Sementara itu, bagi rakyat Amerika Serikat, penyanderaan tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional dan tindakan terorisme.
Perang Iran-Irak dan Dukungan AS ke Irak
Selama tahun 1980-an, Iran dan Irak terlibat dalam perang yang brutal dan berdarah selama delapan tahun. Dalam perang ini, Amerika Serikat mendukung Irak di bawah pemerintahan Saddam Hussein, meskipun Saddam adalah seorang diktator yang kejam. Dukungan Amerika Serikat terhadap Irak didasarkan pada keyakinan bahwa Iran merupakan ancaman yang lebih besar bagi kepentingan Amerika Serikat di Timur Tengah.
Dukungan AS terhadap Irak selama Perang Iran-Irak semakin memperdalam kebencian Iran terhadap Amerika Serikat. Iran merasa dikhianati oleh Amerika Serikat, yang seharusnya bersikap netral dalam konflik tersebut. Iran juga menuduh Amerika Serikat memasok Irak dengan senjata kimia yang digunakan untuk menyerang pasukan Iran dan warga sipil Iran.
Perang Iran-Irak menyebabkan ratusan ribu orang tewas dan luka-luka di kedua belah pihak. Perang ini juga menghancurkan infrastruktur ekonomi kedua negara. Setelah perang berakhir, Iran semakin merasa terisolasi dan terancam oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
Program Nuklir Iran dan Sanksi Ekonomi
Sejak awal tahun 2000-an, Iran telah mengembangkan program nuklir yang kontroversial. Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya mencurigai bahwa Iran sedang berusaha mengembangkan senjata nuklir, meskipun Iran bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai, seperti pembangkit listrik dan penelitian medis.
Program nuklir Iran telah menyebabkan sanksi ekonomi yang berat dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. Sanksi-sanksi ini telah melumpuhkan ekonomi Iran dan menyebabkan kesulitan ekonomi yang besar bagi rakyat Iran. Iran menuduh Amerika Serikat menggunakan sanksi ekonomi sebagai alat untuk menekan Iran agar menyerah pada tuntutan-tuntutan Amerika Serikat.
Sanksi ekonomi telah memperburuk hubungan Iran dan Amerika Serikat. Iran merasa diperlakukan tidak adil oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. Iran juga menuduh Amerika Serikat munafik karena memiliki senjata nuklir sendiri, tetapi melarang negara lain untuk mengembangkan senjata nuklir.
Dukungan Iran terhadap Kelompok-Kelompok Militan Anti-AS
Iran juga dituduh mendukung kelompok-kelompok militan anti-Amerika Serikat di Timur Tengah, seperti Hizbullah di Lebanon, Hamas di Palestina, dan kelompok-kelompok Syiah di Irak dan Yaman. Amerika Serikat menuduh Iran menggunakan kelompok-kelompok militan ini sebagai proksi untuk menyerang kepentingan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Timur Tengah.
Dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok militan ini semakin memperburuk hubungan Iran dan Amerika Serikat. Amerika Serikat menganggap Iran sebagai negara sponsor terorisme dan mengancam akan mengambil tindakan militer terhadap Iran jika Iran terus mendukung kelompok-kelompok militan tersebut.
Iran membantah tuduhan bahwa mereka mendukung terorisme. Iran mengatakan bahwa mereka hanya memberikan dukungan politik dan moral kepada kelompok-kelompok yang berjuang melawan pendudukan Israel dan melawan dominasi Amerika Serikat di Timur Tengah.
Perbedaan Ideologi dan Kepentingan
Selain faktor-faktor sejarah dan politik, perbedaan ideologi dan kepentingan juga menjadi penyebab permusuhan antara Iran dan Amerika Serikat. Iran adalah sebuah negara Islam yang memiliki ideologi revolusioner yang menentang kapitalisme, imperialisme, dan Zionisme. Sementara itu, Amerika Serikat adalah sebuah negara kapitalis yang memiliki kepentingan global yang luas, termasuk kepentingan di Timur Tengah.
Perbedaan ideologi dan kepentingan ini menyebabkan Iran dan Amerika Serikat seringkali berada di pihak yang berlawanan dalam berbagai isu regional dan internasional. Misalnya, Iran mendukung pemerintah Suriah dalam perang saudara Suriah, sementara Amerika Serikat mendukung kelompok-kelompok pemberontak yang berusaha menggulingkan pemerintah Suriah.
Perbedaan ideologi dan kepentingan ini juga menyebabkan Iran dan Amerika Serikat sulit untuk mencapai kesepakatan dalam isu-isu seperti program nuklir Iran dan konflik Israel-Palestina.
Kesimpulan: Siklus Permusuhan yang Sulit Diputus
Jadi, guys, itulah beberapa alasan kenapa Iran bisa sebenci itu sama Amerika. Dari kudeta 1953 sampai dukungan terhadap kelompok militan, sejarah panjang penuh konflik dan perbedaan kepentingan telah membentuk permusuhan yang mendalam antara kedua negara. Siklus permusuhan ini sulit diputus karena kedua belah pihak memiliki pandangan yang berbeda tentang dunia dan tentang peran masing-masing di dunia ini.
Semoga artikel ini bisa memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kompleksitas hubungan Iran dan Amerika Serikat. Jangan lupa untuk terus mencari informasi dan berpikir kritis tentang isu-isu global, ya!